Pernah liat gak, ada anak nangis, lalu sang ibu malah langsung kasih anaknya ke pengasuhnya?
Atau
saat anak mulai cranky, ibunya langsung kasih gadged supaya anaknya cepat diam?
Atau
ada yg lebih sedih lagi, aku pernah liat bayi nangis dan ibunya repot cari sesuatu dalam tasnya, dan ternyata yg dia cari adalah empeng, dan anak jadi diam seketika saat empeng masuk ke mulutnya.
Dari beberapa kejadian itu aku berpikir, kenapa mereka melakukan jalan pintas dengan menggunakan alat bantu, atau mengandalkan orang lain untuk mengendalikan anaknya sendiri?
bukan tidak mungkin kan untuk bisa jadi orang yg "diberadakan" oleh anak.
Ibu sejatinya tidak perlu menggunakan barang ataupun bantuan orang lain untuk menjadi "pawang" saat mengendalikan emosi saat masa cranky anak.
disini aku ga bermaksut merendahkan atau meremehkan siapapun ya. apalagi pengasuh. Pengasuh sangat membantu kita saat kita harus mengerjakan hal lain, tanpa nyuekin anak. pengasuh harus menjadi partner yang baik dalam menjalankan "misi bersama" yaitu membentuk anak kita menjadi anak yang sesuai harapan orang tuanya.
Namun anak utamanya haruslah nurut oleh aturan orang tuanya sendiri dahulu, sebelum aturan orang lain.
Saat anak nangis dan meminta sesuatu yg tidak bisa dilarang, haduh.. Tes kesabaran banget gak sih bukibuk!! Apalagi kalo didepan umum dan di tempat ramai. Rasanya pengen aja langsung kasih apa yg dia mau, biar cepet! Biar diem! Tapi apa itu tidak membuat anak menjadi egois, ingin menang sendiri dan menangis akan selalu menjadi senjata andalan untuk mendapatkan sesuatu deh.
Penting untuk setiap keluarga membuat rules (aturan) sendiri dalam keluarganya. Sebagai orang tua, kita harus selalu punya rules untuk menjaga kesehatan, tumbuh kembang dan pembentukan kepribadiannya kelak, seperti memiliki larangan untuk membeli makanan apa saja yg tidak baik untuk kesehatannya, larangan untuk melakukan hal yg membahayakannya, aturan dalam berpakaian dan hal hal yg kita anggap memang harus diarahkan. Setiap keluarga pasti memiliki rules berbeda dan rules tersebut harus dilakukan secara bersama-sama untuk setiap anggota keluarga. ayah dan ibu juga harus kompak bekerjasama menjalankan rules tersebut.
Salah satu contoh, Kyara aku larang untuk jajan ciki (makanan yg mengandung msg), tapi temannya didepan matanya makan jajanan itu dan ibu dari anak tersebut mengijinkan. dia pasti akan membandingkan, "kenapa dia boleh, tapi aku gak boleh mah?"
Disitulah keahlian ibu diuji. Selain itu, jangan lupa untuk komunikasikan dari awal rules tersebut. Aturan dalam keluarga haruslah segera disosialisasikan sedini mungkin. saat suasana sedang tenang, sedikit demi sedikit, tanamkan aturan-aturan yang harus mereka (anak) jalani. tentunya dengan cara yang santai dan cara penyampaiannyapun harus disesuaikan dengan usianya
Ada beberapa tahap yang biasa aku terapkan ke Kyara, jika ia sudah mulai dateng rewel ga jelasnya, Cranky dan mulai menguji kesabaran mamaknya ini. aku biasanya lakukan tahap demi tahap berikut, sesuai "tingkat cranky" anak tersebut. berikut tahapannya:
- Tanya Apa Maunya
Kadang anak tiba-tiba rewel padahal yg dia minta sepele, tapi dia langsung awali dengan nangis yang berlebihan aja gitu. Seperti ini biasanya saat kondisinya sedang ngantuk berat atau sedang sakit.
Tahap pertama aku biasanya tanya apa maunya. Jika memang yg diminta wajar dan kita memperbolehkan, langsung diberikan saja.
Kadang kalau kondisinya memang kurang fit, hanya minta digendong saja dia cranky. Mungkin anak memang belum bisa mengutarakan perasaannya dengan sempurna. Jadi rewel menurutnya adalah cara tepat untuk menunjukkan ketidaknyamanannya.
- Coba Diloby
Komunikasikan bahwa ini yg boleh, "ini yg tidak baik untuk kamu!"
Jika dengan melarang ia tetap ngeyel.
Coba diloby, dengan hal serupa tapi lebih baik untuk dirinya.
Contoh saat Kyara minta beli permen, dia kekeh mau permen yg BPOM nya saja tidak ada, akhirnya aku loby untuk ganti dengan permen susu misalnya,memang tetap saja permen, tapi karena kandungannya susu, paling tidak ada kandungan baiknya untuk dia konsumsi dibanding permen sebelumnya.
- Alihkan Perhatiannya
Jika cara sebelumnya masih gagal dan anak masih rewel gak jelas. alihkan perhatiannya. Perlihatkan hal menarik yang dia sukai. kalau sedang diluar rumah, biasanya aku pakai cara lihat langit. Kyara suka sekali dengan langit. suka warna dan apasaja yang ada didalamnya. Aku biasanya ajak dia melihat langit. "Lihat Kyara, langitnya bagus sekali, Masyallah! ada burung terbang tuh!"
Maka fokusnya akan berpindah dengan cepat.
- Minta Peluk
Jika belum berhasil juga, biasanya aku minta peluk Kyara.
ini memang aku biasakan sejak ia bayi. setiap ia merasakan ketidaknyamanan, aku minta dia peluk aku. dan biasanya sih berhasil. Mungkin pelukan ibu membuat anak merasa lebih tenang, aman dan nyaman.
- Tinggalkan sejenak, biarkan menangis sampai diam sendiri
Jika masih gagal juga, biasanya biarkan saja menangis, sampai puas sambil aku tinggal saja, ngumpet sih lebih tepatnya sampai tidak terlihat olehnya. Ini sebagai bentuk pelajaran bahwa yang dia lakukan sia sia dan tidak merubah aturan yang sudah ada. biasanya sih dia langsung cari dan berhenti dengan sendirinya.
anak menangis itu wajar, makanya kadang aku biarkan dia menangis sampai puas, biar persaannya tersampaikan. asalkan bukan karena kesakitan. kalau kesakitan jangan ditinggalin ya buibu. hhiii
Disini posisi ibu bukan menjadi orang yg ditakuti, tetapi dihargai keberadaan, peran dan kebijakannya.
Tanpa alat bantu, tanpa mengandalkan orang lain dan tanpa main tangan, ibu pasti bisa mengendalikan anaknya dengan baik, asalkan ibu punya 3 ini: KESABARAN tanpa batas, KETEKUNAN dilakukan secara terus menerus dan KONSISTEN kebijakan yg dibuat tidak berubah ubah. Sulit ya? Pasti! aku juga masih sulit menerapkan ini, tapi selalu aku coba.
Dengan begitu, ibu akan menjadi pawang untuk anak sendiri. Ini jadi kebanggan tersendiri loh, ketika aku berhasil "menjinakkan" rewelnya.
Insyallah semakin dia tumbuh besar, kita tinggal tuai hasilnya. Hanya saat kecil saja kita putar otak dan otot untuk membentuknya. Dan saat sudah besar sudah tidak lagi harus ada penekanan tetapi dia sudah mengerti sendiri apa yang seharusnya ia lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
mungkin buibu ada pengalaman lain dalam menghadapi cranky anak?
kalau ada lagi, boleh banget share di kolom komentar, supaya kita saling belajar menjadi orang tua yang jauh lebih baik lagi.
terimakasih
salam senyum :)